27 Oktober 2008

Eropa dalam layar

Seminggu ini saya telah menjalani sebagian UTS saya dengan tidak semangat. Saya tidak terlalu mempelajari materi ujian. Hasilnya adalah sebagian besar jawaban UTS saya isi dengan menyalin kembali soal yang diberikan dengan dibumbui sedikit jawaban ngawur. Dan pasti hasilnya bakalan ngawur juga, jadi saya memutuskan buat ngga liat nilainya pas diumumin.

Cukup tentang UTS, mari ngomongin film. Dua hari terakhir saya nonton dua film dalam acara Europe on Screen atau biasa disebut Festival Film Eropa. Yang pertama film Turki judulnya Mutluluk (dalam bhs Inggris judulnya Happiness) dan yang kedua film Inggris judulnya Control.

Saya nonton Mutluluk hari sabtu malam di Erasmus Huis bareng dua orang kawan sekolah saya, Febri dan Zetara. Jadwal film jam 19.30.

Mutluluk bercerita tentang seorang perempuan muda bernama Meryem yang dikurung di gudang di sebuah rumah di sebuah desa terpencil di pelosok Turki karena dituduh udah dinodai kesuciannya sama orang lain. Budaya masyarakat desa yang masih tradisional menuntut dia untuk bunuh diri sendiri karena telah berzina. Tapi dia menolak utk bunuh diri sendiri. Maka dibuatlah skenario oleh sepupu ayah Meryem, Ali Riza, untuk membawa Meryem ke Istanbul ditemani Cemal, anak Ali Riza yang baru pulang dari tugas militer. Tujuan Cemal membawa Meryem ke Istanbul adalah untuk membunuh Meryem di kota atas perintah bapaknya walaupun dia ga setuju. Di Istanbul, seorang profesor bernama Irfan memutuskan untuk meninggalkan kehidupan sehari2nya dan hidup di atas kapal layar untuk menemukan dirinya kembali setelah dia lelah dengan kehidupan di kota. Sampai akhirnya Prof. Irfan bertemu dengan Cemal dan Meryem, dan memutuskan untuk menjadikan mereka pembantu di kapalnya.

Di awal film saya sempat mengira film ini bakalan ga menarik ngebosenin. Tapi setelah lama2 cerita berkembang, saya mulai menikmati jalan cerita film ini. Kita bisa liat benturan budaya yang terjadi antara Cemal dan Meryem yang orang desa dengan Prof. Irfan yang orang kota. Film ini juga memperlihatkan lokasi2 berpemandangan indah di Turki. Saya paling suka adegan di bawah jembatan layang ketika Cemal menyuruh Meryem untuk bunuh diri dan lompat dari jembatan, tapi ternyata Cemal mencegahnya. Ada banyak bagian lucu dalam film ini walaupun keseluruhan film ini terkesan emosional dan dalam.

Hari minggu malam saya nonton Control di Goethe Haus pada jam sama kaya Mutluluk. Nontonnya lagi2 bareng Febri dan Zetara. Control adalah film biografi Ian Curtis, vokalis band lawas asal Inggris, Joy Division.

Sebelum Ian membentuk Joy Division, dia kerja di ‘Department of Unemployment’ yang tugasnya nyariin pekerjaan buat orang2 pengangguran. Ian mempunyai penyakit epilepsi yang membuat dia harus minum berbagai macam obat2an. Hal ini membuat dia selalu gelisah ketika di atas panggung dan berhadapan dengan penonton dan penggemarnya. Dia bilang, “I have no control anymore, I don’t know what to do”. Hubungan dengan istrinya, Deborah, mengalami pasang surut karena Deborah tau Ian punya selingkuhan seorang wartawan, Annik Honore. Ian selalu membawa Annik selama dia manggung. Suatu kali, Ian berkata pada Annik tentang perkawinannya dengan Deborah, “Our marriage was a mistake”. Ian Curtis akhirnya meninggal bunuh diri di rumahnya waktu umur 23 tahun.

Film hitam putih ini disutradarai Anton Corbijn, seorang wartawan dan fotografer yang namanya sering saya liat di majalah RollingStone. Ian Curtis diperankan Sam Riley dengan ciamik. Dia bisa memberi ekspresi murung dan gelisah yang meyakinkan sepanjang film. Adegan2 di film ini didominasi oleh pergerakan kamera yang statis sehingga mendukung kesan murung dan kebingungan dari Ian Curtis. Sam Riley dan para pemeran personel Joy Division lain benar2 menyanyikan dan membawakan sendiri lagu2 Joy Divison di film ini seperti ‘Love will tear us apart’, 'She’s lost control’, dan ‘Transmissions’.

Yah, itulah dua film yang udah saya tonton di Europe on Screen. Kalo yang laen pada mo nonton juga, tinggal dateng aja ke tempat2 penyelenggaraannya sampai terakhir tanggal 31 Oktober. Semua film gratis kok, tinggal dateng, isi daftar penonton terus ambil deh tiketnya.

Rencananya ada satu film lagi yang mau saya tonton hari Rabu, judulnya Paris diputernya di Erasmus Huis jam 19.30.

6 komentar:

KaJe mengatakan...

Ahh elu Mo, kagak ngajak2 gw nonton..huhh..
bareng Zeta lagi..
udah lama gw gak ketemu ama Zeta...

anganmelayang mengatakan...

wow.
ternyata film control di puter juga. gue udah lama nonton nih film, hasil dari sedotan repid. hihi .. !!

kapan di puter lagi tuh film nya bro ? ngebet pen nonton ian curtis imitasi lagi ah..!!

Membimo mengatakan...

@kaje: lupa gue ga ngajak lo j

@anganmelayang: diputer lagi tgl 30 oktober di Instituto Italiano di Cultura, jam 17.00

swhanez mengatakan...

waa keren.. pengen banget c. tapi gtw tempatnya dimana. huuhuu

Anonim mengatakan...

i love that film. i love love love it. ian curtis kicks arse. i had to watch it online somewhere but it was ace. dan keren karena hitam putih!

DwikJohn's mengatakan...

wah gw juga mau ikutan nonton dong..

tapi ntar deh nunggu raportan dulu..heheheh