11 September 2008

Nothing is what it seems


Entah mengapa akhir2 ini saya lg suka sekali dgn film American Beauty. Setelah pemutar DVD saya berkali2 "menelan" lalu "memuntahkan" DVD Juno bulan lalu, sekarang ini saya sedang terbayang2 oleh seluruh rangkaian adegan di American Beauty yang sungguh "spec...ta..cular".

Saya membeli DVD American Beauty di tempat biasa, Glodok(tentunya bajakan). Sebenarnya saya sudah pernah nonton film ini di VCD dan waktu ke Glodok tidak berniat utk beli film ini. Tapi DVD itu teronggok begitu saja di antara deretan DVD dan meminta utk saya ambil. Setelah memutuskan membeli DVDnya, tidak ada rasa menyesal sedikitpun. Bahkan saya sudah mengulang nonton film ini bebrapa kali.

Film ini merupakan sebuah sarkasme dari apa yang disebut sebagai 'American dream'. Jika selama ini kita melihat keluarga2 ideal di Amerika adalah yang tinggal di perumahan pinggiran kota (suburban), memiliki pekerjaan tetap di kantor atau sebagai profesional, makan malam bersama keluarga, bernyanyi dlm mobil dsb. maka anda dianjurkan sekali untuk melihat ironi2 yang ada di film ini. Film ini memperlihatkan betapa rapuhnya hubungan antar sesama anggota keluarga, tdk seperti yang terlihat di depan rumah mereka setiap pagi yang terlihat seperti seakan2 semuanya berjalan baik2 saja.

Lihatlah apa yang dikatakan oleh karakter Lester Burnham pd tetangganya ketika ia ditanya mengapa ia tidak peduli ketika tahu istrinya sedang selingkuh:

"Our marriage is just for show. A commercial for how normal we are when we're anything but"

Sinting.

Lalu coba lihat apa yang dikatakan oleh Jane Burnham (anak Lester Burnham) ketika berduaan sambil bermain handycam di kamar Ricky Fitts tetangganya, yang jg menjadi adegan pembuka film ini:


"I need a father who's a role model, not some horny geek-boy who's gonna spray his shorts whenever I bring a girlfriend home from school. What a lame-o. Someone really should just put him out of his misery."


Sungguh penulisan skenario yang dahsyat dari Alan Ball yang memang pantas diganjar dgn penghargaan Oscar. Akting Kevin Spacey sebagai Lester Burnham sungguh sempurna. Dari gestur tubuhnya sampai ekspresi wajahnya (apalagi pada adegan cheerleader di gor basket) adalah sebuah mahakarya seni peran tanpa cela. Musik pengiring film ini juga membuat kita ikut merasa berfantasi bersama Lester Burnham, tanpa iringan orkestrasi megah, tapi cukup hanya dengan bebunyian2 aneh.

Bagian akhir film ini adalah yang membuat saya terpesona. Dengan suasana yang cenderung temaram, hujan, diiringi musik yang sungguh mewakili keadaan absurd itu, kita disajikan kejutan yang membuat kita akan berpikir ulang untuk menilai orang dari sikap yang tampak di luar dan pembicaraannya saja. Dan semua itu terakumulasi dengan sebuah akhir yang tragis yang membuat saya sedikit berkaca2 melihatnya.

Lalu apa yang dikatakan Lester Burnham dalam sebuah narasi setelah semuanya berakhir?

"I guess I could be pretty pissed off about what happened to me... but it's hard to stay mad, when there's so much beauty in the world."

Akhir kata dari saya untuk film ini adalah:

"Spec...ta...cular"

1 komentar:

Anonim mengatakan...

PERTAMAX!
Welcome to blog world mo!
Udah dari 6 september gw doang yg ngisi comment???

Maen2 ke blog gw juga! Itu udah gw link blog lw.
Ditunggu postingannya mo!